Aku tak pernah tahu, bagaimana rasanya hidup tanpa mimpi. Kalau hari
ini aku jatuh, kalau hari ini aku tak ingin disini lagi, lantas aku
ingat mimpiku. Dan aku bangkit bersamanya. Mimpi membuatku berjalan
maju. Tak sekedar terhempas waktu, kemudian dibawa menuju perhentian.
Tapi mimpi membuatku bergerak dalam dimensi waktuku. Membuatku aktif
menjalankan skenario yang dibuatkanNya untukku. Sebab mimpi membuatku
berjalan menuju kesempurnaan yang hakikatnya tak pernah diraih oleh
manusia.
Kalau Edison tak pernah bermimpi, barangkali hingga kini
dunia masih diterangi nyala lilin. Dan kalau kau tak pernah bermimpi,
maka mungkin hingga kini hidupmu tak pernah terang, oleh lilin
sekalipun. Mimpi membuatmu tahu, kemana harus menuju. Sebab ia lah muara
dari gerak langkah aliran sungai hidup kita.
Bawalah pergi
mimpimu jauh, naikkan ia setinggi langit. Sebab sejauh mana kau
bergerak, ialah sejauh mana kau meletakkan mimpimu. Letakkan ia jauh ke
dalam samudra, maka sejauh itu kau akan bergerak. Jangan pernah
meletakkannya ditempat yang semu, jangan pula terlalu dekat. Jika
terlalu dekat, maka kau akan mudah menggapainya. Namun setelah itu kau
akan bingung. Apa lagi yang kau cari? Maka jangan kau letakkan mimpimu,
ditempat kau terlalu mudah menggapainya.
Aku telah meletakkan
mimpiku ditempat yang jauh. Aku sendiri tak tahu, kapan mimpiku kan
kutemui. Namun dari tempat yang jauh itu, dia menjaga asaku agar tak
padam ditiup angin kehidupan. Mimpi mengajarkanku untuk tak berhenti
dari jalan berbatu dan liku tajam dalam jalan panjang kehidupan. Mimpi
mengajakku senantiasa belajar dari setiap hikmah dalam waktu yang
diberikanNya untukku. Mimpi menarikku kembali berdiri pada setiap kali
jatuhku.
Buatlah mimpi yang tak usang ditelan zaman. Buatlah
mimpi yang tak hilang dibawa arus metropolitan. Karena dia yang akan
menguatkan langkah kakimu yang telah terseok. Kalau kau tanya mengapa
hingga kini aku tetap disini, itu karena mimpi menjaga asaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar