Pages

Jumat, 23 Maret 2012

Study Eksperimen Relatif Recall And Precision pada System Temu Kembali Informasi Aplikasi IBRA Di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Bantul


PROPOSAL SKRIPSI
Study Eksperimen Relatif Recall And Precision pada System Temu Kembali Informasi Aplikasi IBRA Di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Bantul

Proposal Skripsi Ini Diajukan Sebagai Syarat Penulisan Skripsi
Di Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab

Dosen Pembimbing:
DRS. TRI SEPTIANTONO, M.Si.
Diajukan Oleh:

Sugeng Ma’ruf 06140037


JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2008
Study Eksperimen Relatif Recall And Precision pada Sistem Temu Kembali Informasi Aplikasi IBRA Di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Bantul
A. Latar Belakang
Peningkatan kebutuhan masyarakat dalam berbagai bidang, khususnya pada bidang informasi dirasakan semakin meningkat akibat dari keterkaitan dan ketergantungan manusia pada era globalisasi saat ini. Kehidupan masyarakat yang cenderung terbuka kini semakin kompleks kebutuhan mereka akan informasi. Masyarakat menuntut kebutuhan akan informasi dengan pelayanan yang cepat, tepat dan akurat. Manusia modern hidup lebih simple dan pragmatis. Dengan perkembangan dunia yang semakin cepat ini maka harus juga ditunjang dengan perkembangan layanan yang layak dan berbasis teknologi.
Semakin berkembangnya teknologi dan arus globalisasi mengakibatkan banyak kemajuan diberbagai bidang kehidupan di tengah masyarakat. Meningkatnya komunikasi dan tranfer informasi yang tidak lagi mengenal batasan ruang dan waktu menimbulkan keinginan dan usaha untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat dalam rangka pengembangan wawasan, pemikiran dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan sebagai salah satu institusi pelayanan kebutuhan informasi tidak akan mampu mengelola berbagai informasi yang silih berganti setiap hari. Apalagi bila perpustakaan masih berjalan ditempat dan tidak mau mengikuti perkembangan jaman. Oleh karena itu perpustakaan sekarang ini dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi pemakainya.
Teknologi informasi menurut Sulistyo-Basuki (1991:87) adalah teknologi yang digunakan untuk, menyimpan, menghasilkan, mengolah dan juga menyebarkan luaskan informasi. Teknologi penyimpanan dapat dimanfaatkan oleh perpustakaan untuk mengatasi kendala kekurangan ruangan akibat terlalu banyaknya koleksi yang disediakan. Informasi dapat disimpan dalam bentuk yang lebih simple sehingga akan mempermudah pencarian atau dalam temu kembali informasi oleh pengguna, teknologi penyimpanan ini bisa berbentuk CD ROM, Kliping online, thesis Online dan lain-lain.
Teknologi informasi merupakan pendatang baru dalam gelanggang penyebaran informasi khususnya dalam dunia perpustakaan, maka dengan berkembangnya teknologi informasi diharapkan pemakai dapat dengan mudah memperoleh data yang akurat melalui media cetak maupun melalui media elektronik, dengan demikian penyebaran informasi akan lebih terkonsumsi oleh masyarakat baik masyarakat kalangan atas, menengah maupun masyarakat kalangan bawah.
Perkembangan teknologi informasi telah memberikan dampak yang sangat luas bagi dunia perpusatakaan. Berbagai kemudahan yang kita terima, seperti kemudahan untuk memperoleh informasi melalui internet serta masih banyak lagi kemudahan-kemudahan yang pada saat ini telah kita rasakan dampaknya. Kemajuan sarana dan prasarana pengolahan informasi seperti aplikasi perpustakaan menuntut dunia perpustakaan untuk mengubah system kerjanya dalam upaya memberikan layanan yang terbaik kepada user (pengguna). Perpustakaan merupakan pusat informasi bagi seluruh pengguna pada abad informasi sekarang ini. Perpustakaan berperan sebagai pusat ilmu pengetahuan dalam institusi baik bisnis, akademik, maupun pemerintahan. Untuk itu perpustakaan dituntut untuk meningkatkan segala bentuk yang menyangkut dengan kegiatan yang ada di perpustakaan.
Sebuah perpustakaan dipandang sebagai sumber informasi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Menghimpum berbagai macam (sumber) informasi
2. Mengolah bermacam-macam (sumber) informasi berdasarkan system tertentu.
3. Menyebarluaskan bermacam-macam (sumber)informasi kepada pemakai perpustakaan.
4. Dalam hal tertentu, fungsi sebagai tempat lahirnya informasi.
5. Melestarikan berbagai macam (sumber) informasi.
6. Memberikan informasi bagi masyarakat sekarang dan yang akan dating (LPPI,2001 : 6).
Beragamnya informasi menuntut perpustakaan untuk meningkatkan mutu layanan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi. Penerapan Teknologi Informasi di perpustakaan memberikan kemudahan antara lain:
1. Informasi dapat diakses dari jarak jauh.
2. Informasi yang dikelola perpustakaan atau pusat informasi dapat digunakan oleh dua orang atau lebih dalam waktu yang bersamaan meskipun beda lokasi.
3. Informasi dapat digunakan lebih dari satu kepentingan.
4. Kesan informasi lebih bervariatif sehinggan memudahkan pemilihan sesuai keinginan. (Lasa Hs,2003 : 8).
Penerapan teknologi informasi untuk keperluan perpustakaan dikenal dengan istilah otomasi perpustakaan (Sulistiyo-Basuki, 1994:97). Sistem otomasi perpustakaan sebagai solusi dalam memenuhi kebutuhan informasi pemakainya diterapkan untuk mepermudah dan mempercepat proses pengolahan pelayanan, dan penelusuran informasi yang dibutuhkan. Otomasi perpustakaan membuat layanan lebih efektif dan efesien, sehingga informasi yang dibutuhkn oleh pengguna perpustakaan dapat dengan cepat ditemukan kembali. Salah satu kegiatan diperpustakaan yang memanfaatkan system otomasi perpustakaan adalah pada bagian temu kembali informasi.
Semakin besar jumlah koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan, maka kecepatan dan ketepatan perolehan atau temu kembali informasi sangat penting bagi para pencari informasi karena tuntutan akan waktu. Dengan demikian fungsi catalog sebagai sarana temu kembali informasi akan membantu dalam menemukan sumber-sumber informasi di perpustakaan secara lebih cepat dan mudah dengan andilnya teknologi informasi khususnya Aplikasi computer yang saat sekarang ini sudah menjangkau berbagai bidang.
Pesatnya kemajuan teknologi khususnya computer disertai dengan dukungan perangkat lunak (software) maka system temu kembali informasi akan mempu menata, menyimpan sejumlah besar informasi bibliografi dan menyediakan akses terhadap informasi tersebut dengan cepat dan tepat. Kemajuan tersebut sangat berpengaruh kepada perkembangan system temu kembali (catalog online). Keakuratan dan kecepatan dari suatu system informasi sangat diharapkan dalam upaya memenuhi kebutuhan pengguna untuk memperoleh informasi bibliografi yang diinginkannya. Efektifitas dari suatu system temu kembali informasi adalah kemampuan dari system itu untuk memanggil berbagi dokumen dari suatu basis data sesuai dengan permintaan pengguna.
Sistem Temu Kembali Informasi merupakan sistem yang berfungsi untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Salah satu hal yang perlu diingat adalah bahwa informasi yang diproses terkandung dalam sebuah dokumen yang bersifat tekstual. Dalam konteks ini, temu kembali informasi berkaitan dengan representasi, penyimpanan, dan akses terhadap dokumen representasi dokumen. Dokumen yang ditemukan tidak dapat dipastikan apakah relevan dengan kebutuhan informasi pengguna yang dinyatakan dalam query. Pengguna Sistem Temu Kembali informasi sangat bervariasi dengan kebutuhan informasi yang berbeda-beda. Temu-Balik Informasi (Information Retrieval) digunakan untuk menemukan kembali informasi-informasi yang relevan terhadap kebutuhan pengguna dari suatu kumpulan informasi secara otomatis. Salah satu aplikasi umum dari sistem temu kembali informasi adalah search-engine atau mesin pencarian yang terdapat pada jaringan internet. Pengguna dapat mencari halaman-halaman Web yang dibutuhkannya melalui mesin tersebut.
Adanya kebutuhan user (pengguna) saat ini yang semakin menuntut layanan perpustakaa khususnya dalam temu kembali informasi serba cepat, simpel serta memberikan banyak alternatif. Layanan perpustakaan yang lambat, manual dan tidak mampu memberi banyak alternatif tentu akan mengecewakan user. Keputusan untuk menghadirkan otomsi di perpustakaan guna mendukung "layanan prima" pada perpustakaan merupakan keputusan bijaksana dan cerdas. Perpustakaan-perpustakaan di negara maju telah membuktikan kemajuan layanan perpustakaan dengan mengimplementasikan layanan berbasis otomasi. Perpustakaan manapun yang tidak cepat mengikuti perkembangan otomasi perpustakaan tentu tidak akan mampu memberikan layanan kompetitif dan akan semakin ditinggalkan pengguna (user), akan mengecewakan dan berkesan lamban dalam pelaksanaannya (low performance). Oleh karena itu, demi untuk menjaga minat dan antusiasme pengguna supaya terus mengakses informasi di perpustakaan maka munculah program-program koputer yang didesain khusus untuk perpustakaan atau yang lazim disebut dengan Opensource/ yang sangat membantu kelancaran aktivitas perpustakaan. Diantara aplikasi yang banyak digunakan diperpustakaan adalah IBRA (intergrted Library Information System).
IBRA adalah Sistem Informasi perpustakaan Terpadu berbasis TI yangsangat handal dan sangat sesuai untuk mengelola berbagai macam perpustakaan, dari perpustakaan instansi, perpustakaan lembaga, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan sekolah, hingga perpustakaan pribadi, maupun bagi kolektor informasi.
Sumber (http://www.nabble.com/TaManBinTaNG-%3E%3E%3E-Undangan Work shopSistem-Inform-Perpustakaan-u--Instansi-Pribadi%28GratisSoftware%29-to10892114.html)
Dalam sumber lain yang penulis ambil dari internet menyebutkan IBRA ( Integrated Library Information System ) atau Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu adalah paket program manajeman database yang dibangun dan di desain secara khusus untuk mendukung layanan administrasi dan sistem informasi pada perpustakaan. Sumber (http://www.mitraperpustakaan.com/?L5@=N65@.K)
Perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi, dalam menyajikan sumber-sumber informasi baik buku maupun dokumentasi lainya seperti piringan hitam, CD, Kaset dan koleksi informasi lainya yang dimiliki perpustakaan menggunakan sarana temu kembali antara lain berupa catalog, bibliografi dan indeks. Catalog sebagai salah satu sarana temu kembali informasi bisa berupa catalog tercetak maupun dalam bentuk digital dan berbasis web. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat sekarang ini akan dipercepat dengan kemudahan akses terhadap informasi yang ada termasuk akses terhadap fasilitas perpustakaan. Seiring dengan perkembangan informasi banyak pihak menyadari bahwa masalah utama telah tergeser dari cara mengakses informasi menjadi memilih informasi yang berguna secara selektif. Pemilihan atau penemuan kembali informasi ini tidak mungkin dilakukan secara manual karena kumpulan informasi yang sangat besar dan terus bertambah besar. Untuk itu diperlukan sebuah system yang otomatis untuk pengguna dalam menemukan kembali informasi (penelusuran informasi), system temu kembali informasi tersebut merupakan suatu system yang digunkan untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan dari penggunanya secara otomatis dari suatu koleksi informasi. Maka disinilah peran aplikasi yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi segala keperluan yang dibutuhkan oleh suatu perustakaan dalam rangka memberikan kemudahan kepada masyarakat luas terhadap akses data yang sudah diolah menjadi suatu informasi khususnya dalam temu kemabali informasi untuk meninkatkan mutu pelayanan dalam suatu perpustakaan.
Melihat dari perkembangan aplikasi perpustakaan ini dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas kerja yang efektif. Maka Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul menerapkan Otomasi perpustakaan dalam sistem temu kembali informasi. Dalam rangka meningkatkan kecepatan dan keakuratan dari segi temu kembali informasi.
Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul sudah menerapkan sistem otomasi perpustakaan guna bisa memberikan pelayanan yang efesien dan efektif kepada penggunanya. Menurut Bapak Muri[1] Dengan menerapkan sistem otomasi yang menggunakan aplikasi IBRA (Integrated Library Information System) yang bekerjasama dengan Teratama sebuah lembaga yang bergerak dibidang software, memberikan kontribusi yang besar terhadap mutu pelayanan, yang antara lain sebagai berikut:
a) Akurasi data,
b) Kecepatan,
c) Akuntabilitas
d) Efesien, dan
e) Efektif.
Disamping keuntungan yang didapat tersebut, tidak semua staf pustakawan bisa menggunakan aplikasi tersebut. Hanya sebagian saja yang bisa menggunakannya yaitu sebagai operator saja. Namun masih banyak kendala yang dihadapi guna mengembangkan perpustakaan tersebut, yang antara lain:
a) Sumber daya manusia,
b) Anggaran,
c) Sistem administrasi,
d) Birokrasi,
e) Ruang dan tempat, dan juga
f) Sarana dan prasarana.
Dengan pertimbangan itulah maka peneliti tertarik untuk menjadikan Perpustakaan umum daerah Kabupaten Bantul tersebut sebagai tempat penelitian dan penelitian ini akan diuji recall and precision pada sistem temu kembali informasi Aplikasi IBRA dengan mengacu pada pendekatan-pendekatan yang sudah dipaparkan diatas tadi.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti kemukakan diatas, ada beberapa permasalahan yang akan peneliti ajukan guna untuk mengetahui perkembangan system Temu Kembali Informasi pada Aplikasi IBRA (Integrated Library Information System) diintansi terkait khususnya tempat dimana peneliti mengadakan penelitian yaitu perpustakaan umum daerah kabupaten Bantul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan deskripsi permasalahan tentang Study eksperimen relative recall and precision pada sistem temu kembali informasi aplikasi IBRA tersebut bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam menemukan dan merumuskan masalah dalam penelitian ini:
1. Bagaimana recall and precision pada sistem Temu Kembali informasi Aplikasi IBRA (Integrated Library Information System) di perpustakaan umum Daerah Kabupaten Bantul Daerah istimewa Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian tentang Study Eksperimen Relatif Recall and Precision pada Sistem Temu Kembali Informasi Aplikasi IBRA Di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Bantul ini dimaksudkan untuk mengetahui Recall And Precision pada aplikasi IBRA serta sistem temu kembali informasi pada aplikasi IBRA (intergrted Library Information System) dalam penemuan kembali koleksi perpustakaan (informasi yang terdapat dalam perpustakaan) untuk mempermudah pekerjaan pustakawan yang bekerja di perpustakan umum kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Dari sisi ilmu pengetahuan, manfaat penelitian ini adalah untuk menambah khazanah kajian mengenai sistem temu kembali Informasi aplikasi IBRA (Integrated Library Information System), serta sebagai rintisan penelitian dalam rangka penelitian pengembangan berikutnya. Dari sisi pragmatis, penelitian tentang sistem temu kembali Informasi aplikasi IBRA (Integrated Library Information System) ini diharapkan dapat dijadikan pijakan dalam merumuskan kebijakan dalam kerangka pendidikan dan pengembangan institusi pada masa yang akan datang, serta akan memberikan manfaat baik bagi peneliti, praktisi, akademis dan juga lembaga perpustakaan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Dari penelitian yang akan peneliti lakukan nantinya mengingingkan, bahwa penelitian ini merupakan suatu kesempatan yang dapat dipergunakan didalam menambah pengetahuan dan pengalaman. Penelitian ini merupakan ajang untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam bidang Teknologi Informasi perpustakaan khususnya bidang temu kembali informasi dengan memakai aplikasi IBRA (intergrted Library Information System) pada system otomasi diperpustakaan umum daerah kabupaten bantul.
2. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam pembangunan sistem temu kembali informasi perpustakaan dengan menggunakan teknologi yang lebih memadai khususnya dalam penerapan otomasi perpustakaan.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti nantinya diharapkan dapat berguna sebagai rintisan penelitian dalam rangka penelitian pengembangan berikutnya yang berkaitan dengan study eksperimen relative recall and precision pada sistem temu kembali Informasi aplikasi IBRA (Integrated Library Information System).
4. Bagi Perpustakaan
Dari hasil penelitian ini, diharapkan sedikitnya dapat membantu didalam upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas perpustakaan umum daerah kabupaten Bantul khususnya dalam sistem temu kembali informasi aplikasi IBRA (Integrated Library Information System). Dan dapat dipergunakan sebagai pertimbangan didalam mengambil keputusan dan langkah strategis didalam kecepatan penemuan kembali koleksi atau informasi di perpustakaan.
E. Tinjauan Pustaka.
Beberapa tulisan baik artikel maupun hasil penelitian yang membahas masalah pemanfaatan aplikasi IBRA (intergrted Library Information System) maupun temu kembali informasi telah banyak diteliti oleh para peneliti dahulu yang hasilnya juga sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Dari hasil penelusuran yang penulis lakukan, terdapat beberapa sumber seperti, buku, makalah, artikel atau hasil penelitian lain yang membahas tentang aplikasi maupun temu kembali informasi seperti penelitian yang dilakukan oleh Janu Saptari (2002), dengan judul penelitian “Temu Kembali informasi Bibliografi dengan Bahasa Alami pada Field Judul dan Subjek (Tinjauan Efektivitas Katalog Induk Terpasang perpustakaan universitas Gajah Mada) menyatakan bahwa katalog induk terpasang diperpustakaan UGM merupakan suatu sistem temu kembali informasi bibliografi/katalog yang pangkalan datanya merupakan gabungan katalog perpustakaan-perpustakaan yang berada dilingkungan UGM. Sistem ini berbasis web dengan alamat situsnya http//lib.ugm.ac.id. Ada dua model penelusuran yang tersedia disistem katalog induk terpasang ini, yaitu penelusuran sederhana (simple search) dan penelusuran mahir (expert search), namun dalam penelitian ini yang akan diuji adalah model penelusuran sederhana ini berada diawal saat pengguna membuka katalog induk terpasang.
Sistem katalog induk terpasang diperpustakaan UGM ini terdiri dari dua komponen pokok, yaitu:
1. Sistem Aplikasi.
Sistem aplikasi merupakan suatu program yang berfungsi dan bertugas mengatur komunikasi antara pengguna dan sumber data diserver. Sistem aplikasi ini dibuat dengan bahasa pemrograman PHP. PHP merupakan script yang menyatu denga HTML dan berada pada server (server side HTML emmbeded scripting) dengan PHP ini dapat dibuat beragam aplikasi berbasis web mulai dari halaman web yang sederhana sampai pada aplikasi komplek yang membutuhkan koleksi kedatabase.
2. Sistem database
Sistem basis data merupakan program yang berfungsi dan bertugas mengatur pengelola, penginterpretasian dan mengeksekusi data berdasarkan informasi yang disampaikan oleh sistem aplikasi. Proses pengelolaan, penginterpretasian dan eksekusi data dilakukn didalam basis data server, sistem basis data yang digunakan dalam web site katalog induk ini adalah MySQL,. MySQL adalah sebuah basis data yang didukung oleh PHP untuk dapat melakukan koneksi dan query pada data base.
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Astuti (2003:68) yang berjudul “kebutuhan Informasi dan Teknik Penelusuranya Bagi Mahasiswa Di UPT perpustakaan UPN “veteran” Yogyakrta”. Penellitian tersebut menggunakan pendekatan deskriptif dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan lainya serta penyebaran angket kepada pengguna. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa untuk mengetahui teknik penelusuran informasi yang dilakukan oleh mahasiswa perlu diketahui kapan waktu penggunaan sarana penelusuran informasi, cara mencari koleksi dan yang dilakukan mahasiswa ketika informasi yang dibutuhkan tidak diketemuakan.
Dari tebel diatas menunjukkan pengetahuan pemakai mengenai jenis-jenis alat penelusuran infromasi yang tersedia di UPT perpustakaan. Data-data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa jawaban yang diberikn respondent ternyata sangat beragam, tidak ada jawaban yang dominan dalam artian presentasi dari masing-masing item jawaban secara umum penafsiranya adalah setengah. Diantara alternatif jawaban respondent paling banyak menjawab bahwa alat penelusuran yang diketahui mereka adalah catalog atau OPAC yakni sebanyak 27 respondent atau sekitar 32.53%, mereka beralasan karena katalog adalah menjawab indeks untuk alat bantu penelusur yang paling mudah digunakan. Sedangkan respondent yang menjawab indeks adalah sebanyak 22 orang atau sekitar 26.51% sedangkan 15 orang atau sekitar 18.87% menjawab mengetahui alat bantu penelusuran berupa abstrak serta 19 respondent menjawab mengetahui tentang alat bantu penelusuran yang berupa ensiklopedi dan kamus atau 22.89%.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh wishnu hardi dengan judul penelitian “Mengukur kinerja search engine: sebuah eksperimentasi penilaian precision and recall untuk informasi ilmiah bidang ilmu perpustakaan dan informasi”. Dari hasil
Dari tabel tersebut dapat dilihat, untuk nilai tengah precision, Scirus (0.37) berada di peringkat teratas. Kemudian diikuti Google dan Yahoo (0.22), AOL (0.20), Sciseek (0.18), dan Askjeeves (0.15). Scirus mendapat nilai precision tertinggi karena memang search engine ini didesain untuk pencarian informasi ilmiah. Dalam penelusurannya, Scirus telah melakukan filterisasi penjaringan informasi yang cukup handal baik untuk konsep tunggal, gabungan, maupun kompleks. Google dan Yahoo mendapat nilai tengah precision yang sama yaitu 0.22. Jika kedua search engine itu dibandingkan, maka terihat Google memiliki keunggulan dalam pengelolaan konsep tunggal (0.24) sedangkan Yahoo mampu mengatasi Google untuk pengelolaan konsep yang kompleks (0.27). Sementara itu, Sciseek yang juga merupakan search engine bidang sains dan teknologi, dalam pengujian ini kurang memiliki algoritma pengindeksan yang memuaskan. Untuk nilai tengah relative recall, Scirus (0.37) peringkat tertinggi. Kemudian diikuti Google (0.19), Yahoo (0.18), AOL (0.17), Askjeeves (0.14), dan Sciseek (0.09). Scirus mengungguli search engine yang lain dalam pencarian konsep tunggal, gabungan, dan kompleks. Google dan Yahoo memperlihatkan performa yang baik untuk pencarian konsep yang kompleks. Askjeeves dan AOL cukup menonjol untuk konsep gabungan. Sedangkan, Sciseek cukup handal dalam mengelola pencarian konsep tunggal. Sumber
(http://eprints.rclis.org/archive/00011208/01/Search_engine_article.pdf)
Dengan mengacu pada beberapa hasil dari penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka disini peneliti akan lebih lanjut memaparkan penelitian tentang Study eksperimen relative recall and precision dalam sistem temu kembali informasi aplikasi IBRA (intergrted Library Information System) diperpustakaan, karena sepengetahuan peneliti yang peneliti telusuri dari beberapa buku, artikel, jurnal, Sekripsi maupun sumber lain yang berhubungan dengan Aplikasi IBRA maupun Temu kembali Informasi belum peneliti ketemukan tema tentang study eksperimen relative recall and recision pada sistem temu kembali informasi Aplikasi IBRA (intergrted Library Information System) diperpustakaan umum Kabupaten Bantul. Oleh kerena itu peneliti akan mengupas tema tersebut guna untuk memperdalam pengetahuan tentang Aplikasi IBRA maupun Temu kembali Informasi di lingkungan perpustakaan serta untuk mengetahui bagaimana perpustakaan umum kabupaten Bantul memanfaatkan aplikasi yang ada untuk membantu dalam meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan dan memberikan kemudahan bagi pengguna untuk menelusur informasi yang mereka butuhkan. Dengan berdasarkan pada beberapa fasilitas serta pustakawan yang ada merupakan pijakan awal dari serangkaian penelitian yang akan peneliti lakukan nantinya di perpustakaan tersebut.
F. landasan Teori
1. Pengertian sistem.
Sebelum kita berlanjut pada pembahasan tentang pengertian yang selanjutnya terlebih dahulu penulis akan mendefenisikan tentang system. Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Systema”, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “SYSTEM”, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang tidak terpisahkan.
Menurut filsuf Stoa, bahwa sistem adalah gabungan dari keseluruhan langit dan bumi yang bekerja bersama-sama, sehingga dapat kita lihat bahwa sistem terdiri dari unsur-unsur yang bekerja sama membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem. Berikut ini adalah definisi kata Sistem menurut beberapa para ahli. Menurut Buckley Sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara bagian-bagiannya. (A whole that functions as a whole by virtue of interdependence of its parts). Sedangkan H. Kerzner mengutarakan Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir. Pengertian ini, mengandung arti pentingnya aspek pengaturan dan pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi dan koordinasi yang tepat, maka kegiatan masing-masing komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu organisasi akan kurang saling mendukung.
Sumber (http://www.pu.go.id/bapekin/mutu/referensi/tulisan.htm)
Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu
yang menekankan pada pr sedurnya dan yang menekankan pada komponen atau
elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut ini :
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Menurut Jerry Fitzgerald, Ardra F. Fitzgerald dan warren D. Stallings, Jr., mendefinisikan prosedur sebagai berikut: Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan Apa (What) yang harus dikerjakan, Siapa (Who) yang mengerjakannya, Kapan (When) dikerjakan dan Bagaimana (How) mengerjakannya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem sebagai berikut ini : Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang Berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem subsistem merupakan definisi yang lebih luas. Definisi ini lebih banyak diterima, karena kenyataannya suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem bagian. Sumber (http://media.diknas.go.id/media/document/1075.pdf)
Dalam kamus Besar bahasa Indonesia (1989:860) sudah dijelaskan bahwa Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Jadi dari beberapa defenisi diatas penulis bisa mengambil kesimpulan bahwa sistem itu Adalah sehimpunan unsur yang melakukan sesuatu kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan sesuatu kegiatan pemrosesan untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan dan hal ini dilakukan dengan cara mengolah data dan atau energi dan atau barang (benda) di dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan informasi dan atau energi dan atau barang (benda).
2. Istilah IBRA (intergrted Library Information System)
2.1 Pengertian IBRA
Adanya kebutuhan user (pengguna) saat ini yang semakin menuntut layanan serba cepat, simpel serta memberikan banyak alternatif. Adanya fakta perkembangan teknologi informasi yang eksponensial, munculnya format-format baru kemasan informasi, online access serta arus informasi yang telah membawa konsekwensi luas bagi perpustakaan era ini serta menciptakan kebutuhan layanan yang kompetitif. Layanan perpustakaan yang lambat, manual dan tidak mampu memberi banyak alternatif tentu akan mengecewakan user. Keputusan untuk menghadirkan teknologi informasi di perpustakaan guna mendukung "layanan prima" pada perpustakaan merupakan keputusan bijaksana dan cerdas. Perpustakaan perpustakaan di negara maju telah membuktikan kemajuan layanan perpustakaan dengan mengimp-lementasikan layanan berbasis Teknologi Informasi. Perpustakaan manapun yang tidak cepat mengikuti perkembangan TI tentu tidak akan mampu memberikan layanan kompetitif, akan semakin ditinggalkan user (pengguna), akan mengecewakan dan berkesan low performance (lamban dalam pelaksanaannya). Oleh karena itu, demi untuk menjaga minat dan antusiasme pengguna supaya terus mengakses informasi di perpustakaan maka muncullah program-program koputer yang didesain khusus untuk pepustakaan atau yang lazim disebut dengan Opensource yang sangat membantu kelancaran aktivitas perpustakaan. Diantara opensource yang banyak digunakan diperpustakaan adalah IBRA (intergrted Library Information System).
IBRA adalah Sistem Informasi perpustakaan Terpadu berbasis TI yangsangat handal dan sangat sesuai untuk mengelola berbagai macam perpustakaan, dari perpustakaan instansi, perpustakaan lembaga, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan sekolah, hingga perpustakaan pribadi, maupun bagi kolektor informasi.
Sumber (http://www.nabble.com/TaManBinTaNG-%3E%3E%3E-Undangan Work shopSistem-Inform-Perpustakaan-u--Instansi-Pribadi%28GratisSoftware%29-to10892114.html)
Dalam sumber lain yang penulis ambil dari internet menyebutkan IBRA ( Integrated Library Information System ) atau Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu adalah paket program manajeman database yang dibangun dan di desain secara khusus untuk mendukung layanan administrasi dan sistem informasi pada perpustakaan. Sumber (http://www.mitraperpustakaan.com/?L5@=N65@.K)
2.2 Fasilitas IBRA meliputi hal-hal dibawah ini:
1. Database Pustaka Multimedia : Video, Audio, Gambar, dll; Menyimpan, dan menampilkan kembali data serta langsung dapat di Mainkan (Play).
2. Database Pustaka Digital : format PDF misalnya; Menyimpan, danmenampilkan kembali data serta langsung dapat dibuka dan dibaca.
3. Database Pustaka Tercetak: langsung berhubungan dengan sirkulasi.
4. Database User: langsung berhubungan dengan sirkulasi.
5. Sirkulasi sistem barcode, dan dapat di upgrade menggunakan sistemsensor baru (Misal RF ID)
6. Report, Statistik dan Cetak : otomatis dinamis dan real time
7. Administrasi Surat menyurat : otomatis dinamis dan real time
8. Public Access Catalogue : Pustaka dan user; search engine, penampilsemua koleksi pustaka, cek keanggotaan dan sirkulasi.
9. Konter Pengunjung : Cek Anggota, Report dan statistik pengunjung
2.3 Kelebihan Sistem IBRA
1. Mendukung diakses oleh banyak pengguna / komputer secara bersamaan
2. Client-server system, dapat digunakan dengan 1 komputer maupun jaringan.
3. Berjalan di hampir semua sistem operasi yang mendukung browser internet.
4. Menggunakan teknologi mutakhir (Sistem Barcode dan memungkinkan teknologi lebih baru).
5. Tampilan user-friendly berbahasa Indonesia
6. Lisensi pemakaian selamanya (unlimited) untuk satu institusi.
7. Layanan technical support selamanya
Sumber.(http://search.yahoo.com/search;_ylt=A0geu8_YDEhIB3QBETxXNyoA?p=software+IBRA&fr=yfp-t-501&ei=UTF8&fp_ip=ID&rd=r1&meta=fl%3D0%26vc%253).
3. Perpustakaan.
3.1 Pengertian Perpustakaan.
Perpustakaan berasal dari kata Maktabah (Arab), Biblioteca (Italia), Bibliotheque (Francis), Bibliothek (Jerman), Bibliotheek (Belanda. Secara terminologi kata ini berarti sistem pengumpulan informasi yang terdiri dari bahan buku maupun bahan non buku yang dikelola dengan sistem tertentu untuk dimanfaatkan oleh masyarakat pemakai (Lasa HS, 1998:75).
Sedangkan dalam kamus besar bahasa indonesia, (2001:912) perpustakaan berasal dari kata pustaka (bahasa jawa) yang berarti kitab, buku, buku primbon. Sedangkan kata “perpustakaan” berakar pada kata pustaka yang mendapat awalan per dan akhiran an, yang artinya tempat atau kumpulan pustaka. Perpustakaan juga berarti 1) tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan lain sebagainya. 2) koleksi buku, majalah dan bahan pusataka lainya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan. Dengan demikian pengertian perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakainya dan sebagai sumber informasi. (Soetminah dan Sri Marnodi, 1991 dalam jurnal Wahana Informasi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta Mai 2007:9 ).
Lebih lanjut Lasa HS. (2005:48), menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan sistem informasi yang didalamnya terdapat aktifitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi. Informasi meliputi produk intelektual dan artistic manusia. Dalam melaksanakan aktivitas tersebut diperlukan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan formal atau nonformal di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.
Untuk dapat memahami dengan mudah tentang perpustakaan, ada beberapa istilah yang perlu dipahami terlebih dahulu, yaitu sebai berikut.
a. Pustaka atau Buku atau kitab, yaitu kumpulan atau bahan berisi hasil tulisan atau cetakan, dijilid menjadi satu agar mudah dibaca yang berjumlah sedikitnya 48 halaman. Dari kata pustaka terbentuk kata turunan, yaitu perpustakaan, pustakawan, kepustakaan, ilmu perpustakaan, dan kepustakawanan (librarianship).
b. Perpustakaan secara konvesional, yaitu kumpulan buku atau bangunan fisik tempat buku dikumpulkan, disusun menurut sistem tertentu untuk kepentingan pemakai.
c. Pustakawan, yaitu orang yang bekerja di perpustakaan atau lembaga sejenisnya dan memiliki pendidikan perpustakaan secara formal.
d. Kepustakaan, yaitu bahan bacaan yang digunakan untuk menyusun karangan, makalah, artikel, laporan ilmiah dan sejenisnya.
e. Ilmu perpustakaan, yaitu ilmu yang mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan perpustakaan.
f. Kepustakawanan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan pustakawan: profesi kepustakawanan dan penerapan ilmu, misalnya dalam hal pengadaan koleksi, pengolahan, pendayagunaan, dan penyebaran informasi kepada pemakai. (Syihabuddin Qalyubi dkk 2003:3-4)
Sedangkan sulistiyo-Basuki (1991:3) menjelaskan batasan perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pemabaca, bukan untuk dijual.
Dari beberapa defenisi diatas bisa disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan suatu tempat yang digunakan aktifitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi.
3.2. Tujuan Perpustakaan umum.
Perpustakaan umum amat penting keradaannya bagi kultural dan kecerdasan bangsa, karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang dapat diraih umum. Demikian pentingnya peranan perpustakaan umum bagi kecerdasan bangsa sehingga Unesco mengeluarkan manifesto perpustakaan umum pada tahun 1972. Manifesto tersebut merupakan tujuan dari keberadaan perpustakaan umum ditengah-tengah masyarakat, manifesto perpustakaan umum unesco (lihat Sulistyo-Basuki, 1991:46-47) terdiri dari empat tujuan utama, yaitu:
a) Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.
b) Menyediakan sumber informasi cepat, tepat, dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
c) Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai fungsi pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup. Pendidikan sejenis ini hanya dapat dilakukan oleh perpustakaan umum karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang terbuka bagi umum. Perpustakaan nasional juga terbuka untuk umum, namun untuk memanfaatkannya tidak selalu terbuka langsung bagi perorangan, ada kalanya harus melalui perpustakaan lain.
d) Bertindak selaku agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya masyarakat sekitar. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutarfan film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul merupakan perpustakaan yang melayani dan juga menyediakan informasi yang bersifat umum. Perpustakaan tersebut melayani semua elemen masyarakat yang membutuhkan informasi, maka dari itu Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul menerapakan teknologi informasi guna bisa memberikan pelayanan yang cepat dan juga akurat bagi masyarakat penggunanya.
4. Temu Kembali Informasi.
Menurut Sulistyo-Basuki, (1992:132), Temu kembali informasi sendiri merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan dan memasok informasi bagi
pemakai sebagai jawaban atas permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemakai
Zaenab (2002: 41) mendefenisikan sistem temu kembali informasi merupakan suatu proses pencarian dokumen dengan menggunakan istilah-istilah bahasa pencarian untuk mendefenisikan dokumen sesuai dengan subjek yang diinginkan. Sementara itu salton (1983: 1) menjelaskan bahwa secara sederhana temu kembali informasi merupakan suatu sistem yang menyimpan informasi dan menemukan kembali informasi tersebut. Secara konsep behwa ada beberapa dokumen atau kumpulan record yang berisi informasi yang diorganisasikan kedalam sebuah media penyimpanan untuk tujuan mempermudah ditemukanya kembali. Dokumen yang tersimpan tersebut dapat berupa kumpulan record informasi bibliografi maupun data lainya.
Ingwersen (2002:49) secara sederhana memberikan ilustrsi model temu kembali informasi seperti gembar berikut.


Representation dari gambar disebelah kiri menunjukkan representation dokumen, data dan informasi. Query pada komponen sebelah kanan merupakan representation dari pertanyaan pengguna, serta Matching function komponen yang di tengah merupakan fungsi pencocokan antara representatioan data/dokumen dengan pertanyaan.
Sementara itu Hougton (1977:19) menjelaskan bahwa pada prinsipnya dalam temu kembali informasi adalah penelusuran yang merupakan interaksi antara user dan sistem serta pernyataan kebutuhan pengguna diekspresikan senbagai suatu istilah yang tertentu. Selanjutnya dinyatakan bahwa komponen fundamental dari sistem temu kembali informasi adalah menyimpan (storage), dan proses temu kembali (retrival). Penyimpanan (storage) menyangkut analisis subjek oleh pengindeks dan penerjemah dari istilah kedalam bahasa pengindeksan oleh sistem. Proses temu kembli (retrival) berkaitan dengan analisis dan pernyataan penelusuran, serta formulasi dari setrategi penelusuran. Kemudian dalam “ temu kembali informasi”, ilustrasi dari sistem temu kembali informasi dapat digambarkan seperti dibawah ini.
Gambar 2.1. Ilustrasi SistemTemu Kembali Informasi
Sistem temu kembali informasi didesain untuk menemukan kembli dokumen atau informasi yang diperlukan oleh masyarakat pengguna. Selanjutnya Salto (1983:2) menjelaskan bahwa Sistem Temu Kembali Informasi bertujuan untuk menjebatani kebutuhan informasi pengguna dengan sumber informasi yang tersedia dalam sistuasi seperti dikemukan sebagai beriikut:
1. Penulis mepresentasikan sekumpulan ide dalam sebuah dokumen menggunakan sekumpulan konsep.
2. Terdapat beberapa pengguna yang memerlukan ide yang dikemukakan oleh
penulis tersebut, tapi mereka tidak dapat mengidentifikasikan dan menemukannya dengan baik.
3. Sitem temu kembali informasi bertujuan untuk mempertemukan ide yang dikemukakan oleh penulis dalam dokumen dengan kebutuhan informasi pengguna yang dinyatakan dalam bentuk key worf query/ istilah penelusuran.
Berkaitan dengan sumber informasi disatu sisi dan kebutuhan informasi pengguna disisi yang lain. Sistem temu kembali informasi berperan untuk:
1. Menganalisis sumber informasi dan pertanyaan.
2. Mempertemukan pertanyaan pengguna dengan sumber informasi untuk mendapatkan dokumen yang relevan.
Selanjutnya Salton (1983: 3) juga mengemukakan fungsi utama sistem temu kembali informasi adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi sumber informasi yang relevan dengan minat masyarakat pengguna yang ditargetkan.
2. Menganalisis isi sumber informasi.
3. Mempresentasikan isi sumber informasi dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk dipertemukan dengan pertanyaan pengguna.
4. Mempresentasikan pertanyaan (query) pengguna dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk dipertemukan sumber informasi terdapat dalam basis data.
5. Mempertemukan peryataan pencarian dengan data yang tersimpan dalam basis data.
6. Menemu-kembalikan informasi yang relevan.
7. Menyempurnakan unjuk kerja sistem berdasarkan umpan balik yang diberikan oleh pengguna.
Menurut Lancaster (1979) Sistem Temu Kembali Informasi terdiri dari 6 (enam) subsistem, yaitu:
1. Subsistem dokumen
2. Subsistem pengindeksan
3. Subsistem kosa kata
4. Subsistem pencarian
5. Subsistem antarmuka pengguna-sistem
6. Subsistem penyesuaian.
Dokumen sebagai objek data dalam Sistem Temu Kembali Informasi merupakan sumber informasi. Dokumen biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks atau kata kunci. Kata kunci dapat diekstrak secara langsung dari teks dokumen atau ditentukan secara khusus oleh spesialis subjek dalam proses pengindeksan yang pada dasarnya terdiri dari proses analisis dan representasi dokumen. Pengindeksan dilakukan dengan menggunakan sistem pengindeksan tertentu, yaitu himpunan kosa kata yang dapat dijadikan sebagai bahasa indeks sehingga diperoleh informasi yang terorganisasi. Sementara itu, pencarian diawali dengan adanya kebutuhan informasi pengguna. Dalam hal ini Sistem Temu Kembali Informasi berfungsi untuk menganalisis pertanyaan (query) pengguna yang merupakan representasi dari kebutuhan informasi untuk mendapatkan pernyataan-pernyataan pencarian yang tepat. Selanjutnya pernyataan-pernyataan pencarian tersebut dipertemukan dengan informasi yang telah terorganisasi dengan suatu fungsi penyesuaian (matching function) tertentu sehingga ditemukan dokumen atau sekumpulan dokumen.
Proses tersebut di atas dapat diilustrasikan seperti Gambar 2. 3 berikut ini:
Gambar 2.3 Outline Sistem Temu Kembali Informasi
Sementara itu Tague-Sutcliffe (1996) melihat Sistem Temu Kembali Informasi sebagai suatu proses yang terdiri dari 6 (enam) komponen utama yaitu:
1. Kumpulan dokumen
2. Pengindeksan
3. Kebutuhan informasi pemakai
4. Strategi pencarian
5. Kumpulan dokumen yang ditemukan
6. Penilaian relevansi
Bila diperhatikan dengan seksama, perbedaan komponen Sistem Temu Kembalai Informasi menurut Lancaster (1979) dan menurut Tague-Sutcliffe (1996) terletak pada penilaian relevansi, yaitu suatu tahap dalam temu kembali untuk menentukan dokumen yang relevan dengan kebutuhan informasi pemakai. Secara garis besar komponen-komponen Sistem Temu Kembali menurut Tague-Sutcliffe (1996) dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 2.4 berikut ini,

Gambar 2. 4 Komponen Sistem Temu-Kembali Informasi
Dalam proses pencarian informasi terjadi interaksi antara pengguna dengan sistem (mesin) baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum interaksi antara pengguna dengan sistem dalam proses pencarian informasi dapat dinyatakan seperti pada Gambar 2. 5 Berikut ini:


Gambar 2. 5 Interaksi antara pengguna dengan system.
5. Recall and Precision
Precision adalah jumlah kelompok dokumen relevan dari total jumlah dokumen ditemukan oleh sistem. Dalam hal ini, precision lebih mendefinisikan tingkat“gangguan” dari informasi yang ditampilkan. Sedangkan, Recall adalah rasio jumlah dokumen relevan yang ditemukan kembali dengan total jumlah dokumen dalam kumpulan dokumen yang dianggap relevan.
G. Metode Penelitian
1. Metodologi Penelitian.
Menurut Narbuko dan Abu Achmadi (2005:1-2) menjelaskan bahwa “Metodologi penelitian” berasal kata “Metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan “logos” yang artinya Ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporanya. Jadi metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan/mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan memncari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporanya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara alamiah.
Masih dalam sumber yang sama Narbuko dan Abu Achmadi (2005:2) lebih luas lagi dapat dikatakan bahwa metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dangan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan.
Lebih lanjut Sugiyono, (2004:1) menjelaskan bahwa metode penelitian itu pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu Rasional, Empiris dan sistemtis. Rasional berarti kegitan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu tidak dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti ini adalah dengan menggunakan metode Eksperimen dengan jenis penelitian survai lansung terjun kelapangan. Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Sumber
(http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/penelitian-eksperimen-satu-metode-dalam- ptk/)
Menurut Sugiyono, (2004:7) memberikan penjelasan bahwa penelitian dengan menggunakan pendekatan Eksperimen dalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh varaibel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.
Sedangkan menurut Emmory dalam Ibnu Subiyanto, (1993:109) menjelaskan bahwa penlitian Eksperimen dalah merupakan suatu bentuk khusus investigasi yang digunakan untuk menentukan variabel-variabel apa sajakah serta bagaimana bentuk hubungan antara satu dengan lainya. Menurut konsep klasik eksperimen untuk menentukan hubungan diantara independen variabel denga dependen variabel. Penelitian ini dilakukan dengan membutat manipulasi atas objek yang diteliti sebagai dependent variabel guna meengamati independet variabel. Mungkin pula penelitian ini dilakukan dengan cara membuat suatu kondisi tertentu yang akan diuji seberapakah pengaruhnya terhadap variabel lain sebagai pengontrolnya.
Penelitian eksperimen adalah unit dalam dua aspek yang sangat penting: pertama, sebagai suatu jenis penelitian yang secara langsung mencoba mempengaruhi suatu variabel tertentu. Kedua, penelitian jenis ini adalah satu-satunya yang secara nyata dapat menguji hipotesis tentang hubungan sebab akibat. (Soehardi Sigit, 1999:119)
Jadi dari beberapa pengertian diatas tadi dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ekperimen adalah penelitian untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang sebenarnya yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variable yang relevan
Berdasarkan pada teori di atas, maka penelitian tentang Study Eksperimen Relatif Recall And Precision pada System Temu Kembali Informasi Aplikasi IBRA Di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Bantul akan dilakukan dengan metode penelitian Eksperimen dengan jenis penelitian survai. Dengan metode tersebut peneliti akan berusaha menggambarkan kegiatan yang dilakukan, kemudian mangidentifikasi keefektifan system Temu Kembali informasi pada Aplikasi IBRA (Integrated Library Information System) di perpustakaan umum kabupaten Bantul Daerah istimewa Yogyakarta.
Kalkulasi Recall and Precision
Rumus penilaian precision yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Precision = Jumlah skor dokumen ditemukan
Total hasil temuan yang dievaluasi
Relevansi hasil temuan system temu kembali informasi diukur dengan menggunakan metode penilaian relevansi bertingkat (Graded Relevant Assessment) 0-3 yang kemudian dijadikan dasar kalkulasi tingkat precision. Skala penilaian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Halaman yang menampilkan dokumen-dokumen makalah penelitian, prosiding seminar/konferensi atau paten mendapat skor 3.
2. Halaman yang menampilkan abstrak makalah penelitian, prosiding seminar/ konferensi atau paten mendapat skor 2.
3. Halaman yang menampilkan buku atau pangkalan data mendapat skor 1.
4. Halaman yang menampilkan selain poin-poin di atas (misalnya website perusahaan, kamus, ensiklopedi, organisasi, dsb.) mendapat skor 0.
5. Halaman yang tidak bisa ditampilkan karena server yang tidak merespons setelah penelusuran berurutan mendapat skor 0.
Sedangkan nilai relative recall dihitung dengan rumus:
Relative Recall= Total dokumen yang ditemukan
Jumlah dokumen yang ditemukan
Jika terjadi overlap pada hasil temuan, maka hanya temuan yang mengalami overlap yang dimasukan ke dalam kalkulasi tersebut (Misalnya saya mengambil contoh pada penelitianya wisnu hardi tentang search engine a, b, c, d, e, f, g). Apabila tidak ada overlap di antara search engine ( a �¿b, a �¿c, a �¿d, a �¿e, a �¿f, dan a �¿g) adalah nol) maka relative recall dari sebuah search engine dikalkulasikan sebagai a1/(a1+b1+c1+d1+e1+f1+g1). Nilai tengah relative recall dan precision diperoleh dari perhitungan rata-rata mikro. (Wishnu Hardi) dalam http://eprints.rclis.org/archive/00011208/01/Search_engine_article.pdf.
3. Variabel Penelitian
3.1. Identifikasi Variabel.
Variabel adalah konsep yang diberikan lebih dari satu nilai. Misalnya jenis pustakawan adalah variabel karena jenis pustakawan terdiri dari putakawan madya, pustakawan mula, pustakawan terampil dan pustakawan ahli. Apabila konsep tersebut hanya mempunyai satu nilai, maka konsep tersebut bukan merupakan suatu variabel, misalnya mati bukan merupakan variabel karena mati adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan secara permanen dan tidak ada jenis-jenis mati seperti seperempat mati, setengah mati dan seterusnya. (Mantra, 2004:67).
Variabel penelitian dalah suatu atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang lain atau satu objek dengan objek yang lainya, (Sugiyono, 2008:60).
Sutrisno Hadi dalam Suharsimi Arikunto (1998:97) mendefinisikan variabel
adalah sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, berat badan, dan sebagainya. Gejala dalah objek penelitianh, sehingga variabel adalah objek penelitia yang bervariasi.
Jadi variabel dalam penelitian ini bersifat tunggal yaitu system Temu Kembali informasi pada Aplikasi IBRA (Integrated Library Information System) di perpustakaan umum kabupaten Bantul Daerah istimewa Yogyakarta.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam upaya mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti menggunakan beberapa teknik yang sesuai, yaitu:
3.1. Observasi
Menurut cholid narbuko dan Abu Achmadi (1999: 70). Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Akan tetapi, dalam hubungan itu Yehoda dan kawan-kawan menjelaskan bahwa observasi akan menjadi alat pengumpulan data yang baik apabila:
a. mengabdi kepada tujuan penelitian.
b. direncanakan secara sistematik.
c. dicatat dan dihubungkan dengan proposisi-proposisi yang umum.
d. dapat dicek dan dikontrol validitas, reliabilitas dan ketelitiannya
Teknik ini akan dilakukan untuk mendapatkan data primer, dengan mengadakan pengamatan langsung maka peneliti akan lebih memahami yang lebih mendalam pemanfaatan teknologi informasi dalam temu kembali informasi di Perpustakaan daerah kabupaten Bantul.
3.2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002:206). Metode dokumentasi yang peneliti maksud disini, segala sumber informasi ataupun data-data yang didapat pada saat penelitian berlangsung. Baik yang berbentuk tulisan ataupun berbentuk gambar, yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Analisis data
Setelah data-data terkumpul, selanjutnya penyusun mencoba menganalisis dan menginterpretasikan data tersebut agar dapat menghasilkan kesimpulan yang valid. Untuk itu maka penyusun menggunakan metode-metode sebagi beriku:
1. Metode Induktif, yaitu analisis data dengan cara menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus menuju kesimpulan yang umum.
2. Metode deduktif, yaitu suatu analisis data dengan cara menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju kepada kesimpulan yang khusu. (Sutrisno, Hadi, dkk. 1997)
3. Interpretatif, yakni penafsiran atau pemahaman terhadap sumber-sumber yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini untuk memperoleh suatu keseimpulan.
Berdsarkan tahapan-tahapan analisis data tersebut maka peneliti menyusun formula analisis data yang akan digunakan dalm penelitian ini.data yang telah siap diolah ditampilkan terlebih dahulu dan kemudian dianalisis dengan menggunakan deskriptor dari variable penelitian. Setelah data dianalisis dengan menggunakan berbagai descriptor penelitin maka selanjutnya ditarik kesimpulan atas analisis tersebut.
6. Uji Validitas Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan tehnuik pemeriksaan. Pelaksanaan tehnik data dalam penelitian didasarkan pada sejumlah kriterian tertentu.
Dalam penelitian ini, uji validitas (keabsahan) data yang dilakukan meliputi kredibilitas, transferabilitas, dan konfirmabilitas. Ujia kredibilitas dilakukan dengan memperpanjang observasi, meningkatkan ketekunan, bahan referensi, memberchek dan analisis kasus negative. Untuk uji tranferabilita dilakukn dengan cara menyusun laporan yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya sehingga orang lain akan dengan mudah menangkap tujuan atau focus dari penelitian yang telah dilakukan. Ujidepenbilitas dilakukan dengan audit seluruh proses penelitian, dimana penelitian harus mampu menunjukkan jejak aktivitassehingga penelitian tersebut memiliki nilai dipenabilitas yang tinggi atau dapat dipercaya. Sedangkan untuk uji konfirmabilitas dilakukan dengan menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses penelitian yang dilakukan, jangan sampai sebuah penelitian memperoleh hasil penelitian saja akan tetapi tidak pernah dilakukan suatu proses penelitianuntuk memperoleh hasil tersebut. (Sugiyono, 2006: 302-311).

H. Sistematika Pembahasan
Seluruh pembahasan dalam sekripsi ini akan dipaparkan dalam lima bab. Agar pembahasan ini dapat dikaji secara sistematis dan menyeluruh, maka penyusun mencoba menjenalisirnya dalam sistematika berikut:
Bab pertama, adalah pendahuluan yang meliputi, latar belakang masalah. Dalam latar belakang ini akan dikemukakan beberapa hal yang melatar belakangi diadakannya penelitian. Kemudian beberapa permasalah yang muncul dirumuskan dalam rumusan masalah. Selain itu, akan dikemukakan juga tentang tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan. Kemudian diakhiri dengan sistematika pembahasan.
Bab kedua, adalah tinjauan pustaka diteruskan dengan landasan teori yang didahului dengan pengertian teknologi, tujuan penerapan teknologi diperpustakaan, dan manfaat penerapan teknologi diperpustakaan. Dilanjutkan dengan Istilah Study dan Pemanfaatan, Pengertian Teknologi Informasi (TI), Istilah IBRA (intergrted Library Information System), Istilah Perpustakaan, Pengertian Temu Kembali Informasi serta yang berkaitan dengan judul penelitian yang dipilih oleh peneliti.
Bab ketiga, pada bab ini akan dikemukakan jenis penelitian yang dilakukan, subyek penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data yang akan digunakan.
Bab keempat, dalam bab ini akan membahas tentang Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul yang dipilih sebagai objek penelitian. Dalam bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang diteliti dan juga menjawab rumusan masalah yang menjadi pokok bahasan penelitian.
Bab kelima, adalah bab yang terakhir yang memuat tentang simpulan dari hasil penelitian. Selain itu terdapat pula beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan penelitian.
Daftar pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. ”Prosedur Penelitian”. Bandung: Rineka Cipta.
………. 1998. Prosedur Penelitian ; suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
……….. 2006. Prosedur Penelitian ; suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Trisninawati 2007 Undangan Pelatihan & Workshop Nasional Sistem Informasi Perpustakaan (free softw) dalam http://www.nabble.com/TaManBinTaNG-%3E%3E%3E-Undangan Work shop Sistem-Inform-Perpustakaan-u--Instansi-Pribadi%28GratisSoftware%29-to10892114.html didonload Kamis, 05 Juni 2008. Pukul 23.15
Unggul Cahya Saputra Undangan Pelatihan & Workshop Nasional Sistem Informasi Perpustakaan (free softw) http://search.yahoo.com/search;_ylt=A0geu8_YDEhIB3QBETxXNyoA?p=software+IBRA&fr=yfp-t-501&sei=UTF 8&fp_ip=ID&rd=r1&meta=fl%3D0%26vc%3Did didownload Kamis, 05 Juni 2008. Pukul 23.00
Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional dalam http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/penelitian-eksperimen-satu-metode-dalam-ptk/. 16-10-2008 pkl 00.20
Hartono, Jugiyanto. 2002. Pengenalan Komputer, Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman, Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Yogyakarta: Pustaka Andi.trieval System:. An introductory Manual to principles and Practice. London Clive Bringley.
Houghton, Bernard and Jhon Convoy. 1977. Online informasi Retrieval system: an Introductory Manual To Principleand Practice. London: Clive Bringley.
Herry Vaza, MEngSc “Sistem dan Teknologi Konstruksi”Kepala Bidang Rencana dan Evaluasi Pusat Penilaian Mutu Konstruksi BAPEKIN, KIMPRASWIL dalam http://www.pu.go.id/bapekin/mutu/referensi/tulisan.htm.%2015-10-2008%20pkl%2023.58
Janu Saptari (2002), Temu Kembali informasi Bibliografidengan Bahasa Alami pada Field Judul dan Subjek (Tinjauan EfektivitasKatalog Induk Terpasang perpustakaan universitas Gajah Mada). Skripsi, Yogyakarta: Universitas Islam Negri Sunan Kali Jaga.
Khairul Maslahah (2002) Perilaku Pemakai dalam Menelusur Infrormasi di UPT Perustakaan STAIN Surakarta. Skripsi, Yogyakarta: Universitas Islam Negri Sunan Kali Jaga.
Konsep Dasar Sistem Temu Kembali Informasi dalam website http://www.cs.ui.ac.id/WebKuliah/TKSI/MIK/MIK%20Bab%201%20konsep%20IRS.doc (kamis, 05 Juni 2008 pukul 23.30)
Lasa HS. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.
…….. 1998. Kamus Istilah Perpustakaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
…….. 2003 “ Komunikasi organisasi Dalam SistemPerpustakaan”, dalam makalah-makalah pusdokinfo karya Drs. Lasa Hs. MSi BulanJuni-Juli 2003 yogyakarta (s.n)
Lembaga Pemberdayaan Perpustakaan dan informasi (LPPI) 2001. Pedoman pengelolaan perpustakaan Madrasyah Yogyakarta FKBA.

Lancaster, F.W. 1979. Information Retrieval Systems: Characteristics, Testing, and Evaluation, 2 nd Edition, John Wiley, New York,.
Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitaif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mantra, Ida Bagus. 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajr.
Moekijat. 1994. ”Metode Riset dalam Pelatihan”. Bandung: Mandar Maju.
Narbuko, Cholid, dan Achmadi, Abu. 1999. Metode Penelitian: memberikan bekal teoritis pada mahasiswa tentang metodologi penelitian serta diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan langkah-langkahyang benar. Jakarta: Bumi Aksara.
……… 2005. Metode Penelitian. Jakarta:Bumi Aksara
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pengertian IBRA http://www.mitraperpustakaan.com/?L5@=N65@.K disonload kamis, 05 Juni 2008, pukul 23. 30
Pengertian sistem dan analis system dalam http://media.diknas.go.id/media/document/1075.pdf 15-10-2008 pkl 23.43
Qalyubi, Syihabuddin dkk. 2003. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta. Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga.
Ratu Siti Zaenab efektivitas temu kembali informasi dengan menggunakan bahasa alami pada CD-ROM Agris dan Abstracs, unit pelaksanaan teknis perpustakaan, Institut pertanian Bogor. Di wesite http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/pp112022.pdf diakses pada Kamis, 05 Juni 2008 pukul 23:05
Salton, G. 1983., Introduction to Modern Information Retrieval, McGraw-Hill Book Company, New York,
Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sigit, Soehardi 1999. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial, Bisni, Manajeme. Yogyakarta: Lukman Offset.
Strauss, Anselm dan Julrt Corbin. 2003. ”Dasar-Dasar Penelitian Kualititatif: Tata Langkah Dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soetminah dan Sri Marnodi, 1991 dalam jurnal Wahana Informasi Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta Mai 2007:9.
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
………., 1992. Tenik dan jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
………., 1994. Pengantar teknologi Informasi. Jakarta: Universitas terbuka Depdikbud.
………., 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. 2008. ”Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R dan D”. Bandung: Alfabeta.
…………. 2004. ”Metode Penelitian Bisnis”. Bandung: Alfabeta
……….... 2006. ”Metode Penelitian Administrasi”. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, Hadi, dkk. 1997. Metode Reserch I. Yogyakarta: Andi Offset.
Subiyanto, Ibnu 1993. Metodologi penelitian. Jakarta: Gunadarma.
Sri Astuti (2003:68) kebutuhan Informasi dan Teknik Penelusuranya Bagi Mahasiswa Di UPT perpustakaan UPN “veteran” Yogyakrta. Skripsi, Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia” Jakarta:Balai Pustaka.
Tague-Sutclife, J.M., 1996. “Some Perspective on the Evaluation of Information Retrieval System”, Journal of the American Society for Information Science, 47(1).
Wishnu Hardi dengn judul oenelitian “mengukur kinerja search engine: sebuah eksperimentasi penilaian precision and recall untuk informasi ilmiah bidang ilmu perpustakaan dan informasi” http://eprints.rclis.org/archive/00011208/01/Search_engine_article.pdf donload pada tgl 22 september 2008 pkl 23.05 Wib.
[1] Sumber: hasil Wawancara saudara Zainuddi mahasiswa IPI pada tanggal 11 April 2008. Pukul 09.30. WIB. Bersama Bapak Muriyanto beliau adalah Kasi Layanan dan Informasi.

Tidak ada komentar: